Pramuka, juga dikenal sebagai Praja Muda Karana, adalah kegiatan pendidikan non-formal yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan membangun karakter. Pramuka telah ada sejak awal abad 20, tetapi sejarah Indonesia baru dimulai pada tahun 1961.
Historia Pramuka Indonesia
Gerakan pramuka di Indonesia bermula pada tahun 1912. Didirikan di Belanda, organisasi Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) adalah pusat pramuka Indonesia. Pada tahun 1916, organisasi itu berganti nama menjadi Nederlands-Indische Padviders Vereeniging (NIPV).
S.P. Mangkunegara VII memulai Javaansche Padviders Organisatie, sebuah organisasi pemuda bentukan Indonesia, pada tahun 1916. Setelah Sumpah Pemuda, semakin banyak organisasi kepanduan yang didorong oleh keagamaan dan nasionalisme.
Pada tanggal 28 Desember 1945, setelah kemerdekaan Indonesia diumumkan, organisasi Pandu Rakyat Indonesia didirikan di Kota Solo. Ini dimaksudkan untuk menjadi satu-satunya wadah kepanduan di mana anggota kepanduan Indonesia berkumpul.
Pada tahun 1961, ada sekitar seratus organisasi kepanduan di Indonesia. Organisasi ini sebelumnya memiliki tiga federasi: Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), Persatuan Pandu Puteri Indonesia (POPPINDO), dan Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia (PKPI). Namun, untuk memperbaiki kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut bergabung untuk membentuk Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO).
Indonesia Memperkenalkan Pramuka Resmi
Pada tanggal 14 Agustus 1961, seluruh rakyat Indonesia secara resmi diperkenalkan dengan gerakan Pramuka. Tidak hanya di kota utama di Indonesia, tetapi juga di tempat-tempat penting di seluruh negeri. Di Ibu Kota, terjadi apel besar yang diikuti oleh 10.000 anggota Gerakan Pramuka. Kemudian, mereka melakukan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling ibu kota. Perkenalan pertama Gerakan Pramuka pada 14 Agustus 1961 kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka, yang diperingati setiap tahun oleh seluruh anggota Gerakan Pramuka se-Indonesia.